Beberapa kasus alergi terhadap makanan, ternyata tidak saja
disebabkan karena kandungan zat-zat makanan tersebut. Kontaminasi klorin
dari air keran yang digunakan dalam proses pencucian pun turut
menyumbangkan alergi. Demikian juga dengan pestisida yang tidak meluruh
100 persen, pada makanan dan juga air minum.
Sebuah penelitian di Inggris dilakukan dengan menguji kadar urin pada
sejumlah orang dewasa. 80 persen responden dinyatakan memiliki alergi
makanan, dan di dalam urinnya terkandung dichlorophenol yang cukup
tinggi. Dichlorophenol sendiri merupakan bahan kimia yang diproduksi
oleh klorin. Klorin ini umum digunakan sebagai zat kimia pembunuh
bakteri pada air.
Dilansir Daily Mail, di Inggris misalnya, kasus alergi
makanan ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hampir 10 juta
orang dewasa mengaku tidak dapat bersinggungan dengan bahan makanan yang
mengandung susu. Sedangkan empat persen anak di Inggris mengalami
alergi pada usus, karena bahan gandum, susu sapi, kedelai, telur,
seledri, kiwi, dan sayuran lainnya.
Menurut Jeni Colbourne, kepala perusahaan air minum Inggris, alergi
ini juga bisa disebabkan oleh triclosan. Bahan yang biasa digunakan pada
produk lipstik, sabun pencuci wajah, pasta gigi, dan peralatan dapur.
Salah satu jenis bakteri di tubuh dapat memecah zat ini menjadi
dichlorophenol.
Penelitian yang sama juga dilakukan di Amerika. Dalam jurnal American
College of Allergy, Asthma and Immunology pun juga dituliskan bahwa,
"Penggunaan dichlorophenols berlebih dapat berkontribusi pada
meningkatnya insiden alergi makanan di masyarakat. Bahan kimia ini
sering ditemukan dalam pestisida, dan air keran.
0 comments:
Posting Komentar